Kalsel Radigfa Media

Sampai Mei 2024, Ekspor Kalsel Capai US$915,52 Juta

Sampai Mei 2024, Ekspor Kalsel Capai US$915,52 Juta - Foto Humas

Kalsel.radigfamedia.online, Banjarbaru – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis laporan terbaru mengenai perkembangan ekspor dan impor daerah tersebut. Pada Mei 2024, ekspor barang asal Kalsel mencapai US$915,52 juta, turun 5,79 persen dibandingkan dengan nilai ekspor April 2024 yang sebesar US$971,77 juta. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor Mei 2023 yang mencapai US$1,12 miliar, ekspor Mei 2024 mengalami penurunan signifikan sebesar 18,50 persen.

Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, dalam konferensi pers di Banjarbaru menyatakan bahwa ekspor terbesar pada Mei 2024 disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$835,12 juta. "Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen dibandingkan ekspor April 2024 yang sebesar US$832,87 juta," ujar Martin. 

Di urutan kedua, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) mencatat nilai ekspor sebesar US$42,99 juta, mengalami penurunan drastis sebesar 61,80 persen dibandingkan dengan ekspor April 2024 yang mencapai US$112,56 juta.

Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor Mei 2024, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) memberikan kontribusi terbesar sebesar 91,22 persen, diikuti oleh kelompok lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dengan kontribusi 4,70 persen, dan kelompok kayu serta barang dari kayu (HS 44) sebesar 1,88 persen.

Nilai impor Kalsel pada Mei 2024 tercatat sebesar US$134,48 juta, mengalami penurunan sebesar 11,11 persen dibandingkan nilai impor pada April 2024 yang sebesar US$151,29 juta. Namun, jika dibandingkan dengan nilai impor Mei 2023 yang mencapai US$126,39 juta, nilai impor Mei 2024 ini justru naik sebesar 6,40 persen.

Martin menjelaskan bahwa lima kelompok barang dengan nilai impor tertinggi yang masuk ke Kalsel adalah bahan bakar mineral (HS 27); mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84); kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89); kelompok pupuk (HS 31); serta serealia (HS 10).

"Lima kelompok barang tersebut menunjukkan dinamika perdagangan internasional Kalsel yang masih didominasi oleh bahan bakar mineral dan kebutuhan industri lainnya," kata Martin.

Laporan ini memberikan gambaran mengenai kondisi perdagangan internasional di Kalimantan Selatan, yang menunjukkan penurunan ekspor namun peningkatan impor dalam jangka waktu tahunan. Perkembangan ini penting untuk terus dipantau guna memahami tren ekonomi dan perdagangan di wilayah tersebut.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak