Kalsel Radigfa Media

Banjarmasin Raih Dana Insentif Fiskal Rp5,7 Miliar atas Keberhasilan Inovasi Penurunan Stunting

Kalsel.radigfamedia.online, Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional dengan meraih dana insentif fiskal sebesar Rp5,7 miliar dari pemerintah pusat. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas inovasi yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah tersebut.

Banjarmasin Raih Dana Insentif Fiskal Rp5,7 Miliar atas Keberhasilan Inovasi Penurunan Stunting - Foto Humas 

Penghargaan tersebut secara langsung diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, kepada Wakil Walikota Banjarmasin, H. Arifin Noor, dalam sebuah seremoni di Aula Sekretariat Negara, Jakarta, pada Rabu (04/08). Dana tersebut merupakan insentif untuk Kota Banjarmasin yang dinilai berhasil dalam implementasi program penurunan stunting secara efektif dan berkelanjutan.

“Dana insentif sebesar Rp5,7 miliar ini merupakan apresiasi dari pemerintah pusat terhadap keberhasilan Kota Banjarmasin dalam inovasi penurunan angka stunting. Kami berharap anggaran ini dapat digunakan secara optimal untuk memperkuat upaya penurunan stunting di kota ini, demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ujar H. Arifin Noor.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dalam sambutannya, menekankan pentingnya komitmen para kepala daerah untuk terus mempercepat upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Ia meminta agar setiap daerah mengambil pelajaran dari evaluasi program sebelumnya dan menjadikannya landasan bagi perbaikan program ke depan.

“Peran pemimpin daerah sangat menentukan hasil setiap periode. Oleh karena itu, saya meminta kepala daerah menjadikan evaluasi program sebagai acuan utama perbaikan. Komitmen yang tajam dari pemimpin pusat dan daerah, intervensi yang tepat, serta penyediaan data kelompok sasaran yang akurat sangat penting dalam menekan angka stunting,” kata Ma’ruf Amin.

Wapres juga menyoroti pentingnya pemahaman yang benar di kalangan masyarakat tentang stunting. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang keliru dalam memahami kondisi stunting, yang sering dianggap sebagai masalah sepele, padahal berdampak besar terhadap kualitas generasi mendatang.

“Pemahaman yang benar adalah langkah awal untuk melakukan intervensi yang tepat sasaran,” tambahnya.

Ma’ruf Amin juga mendorong agar koordinasi lintas sektor, baik di tingkat pusat maupun daerah, terus diperkuat. Menurutnya, pembagian peran yang jelas antar sektor sangat diperlukan agar upaya penurunan stunting bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Program percepatan penurunan stunting, lanjut Ma’ruf, merupakan bagian penting dalam upaya menciptakan generasi unggul sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045. Dengan keberlanjutan dan penyempurnaan program, ia optimis target penurunan angka stunting secara signifikan akan tercapai.

Pemerintah Kota Banjarmasin sendiri telah berkomitmen untuk terus mengoptimalkan program-program kesehatan masyarakat, khususnya terkait gizi dan tumbuh kembang anak, guna mencapai target nasional dalam pengentasan stunting. Insentif ini diharapkan menjadi pendorong kuat bagi kota berjuluk Seribu Sungai tersebut untuk terus berinovasi dan memperkuat program pembangunan kesehatannya.

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Kondisi ini berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pemerintah Indonesia, melalui berbagai program lintas sektor, menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia unggul.

Dengan perolehan dana insentif fiskal ini, Kota Banjarmasin diharapkan semakin memperkuat perannya dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak