Kalsel.radigfamedia.online, Banjarbaru — Program budidaya padi apung yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel semakin mendapat perhatian dan dukungan. Inovasi ini, yang memungkinkan padi ditanam di atas air menggunakan media rakit atau styrofoam, kini mendapat pendanaan awal dari Bank Kalsel melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemprov Kalsel Gandeng Bank Kalsel untuk Kembangkan Budidaya Padi Apung di Hulu Sungai Selatan - Foto Humas |
Dukungan Bank Kalsel terhadap program ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, dan Kepala DPKP Kalsel, Syamsir Rahman. Penandatanganan ini difasilitasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Aula DPKP Kalsel, Banjarbaru. Lokasi utama pelaksanaan program budidaya padi apung berada di Hulu Sungai Selatan (HSS), tepatnya di Kelompok Tani Bina Baru yang dinilai memiliki potensi lahan luas untuk pengembangan inovasi ini.
Fachrudin menjelaskan bahwa Bank Kalsel memberikan dukungan melalui penyediaan 1.000 styrofoam sebagai wadah tanam awal bagi para petani.
“Dukungan kami melalui CSR merupakan langkah awal untuk memulai program ini. Setelah program berjalan dan menjadi model ekonomi yang stabil, petani diharapkan bisa memanfaatkan akses perbankan lebih lanjut, seperti pinjaman modal untuk mengembangkan usaha,” jelas Fachrudin.
Kepala DPKP Kalsel, Syamsir Rahman, menyambut baik dukungan ini dan menekankan pentingnya program budidaya padi apung sebagai solusi bagi petani di wilayah yang rentan banjir.
"Dengan adanya inovasi ini, petani dapat mengatasi masalah gagal panen akibat lahan terendam air. Ini sejalan dengan visi Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, yang ingin meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh wilayah Kalsel," ungkapnya.
Syamsir juga menambahkan bahwa DPKP Kalsel akan terus memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani dalam menjalankan budidaya padi apung, serta memastikan bahwa hasil panen petani akan terserap oleh pasar melalui skema yang telah disepakati.
Sebagai tambahan perlindungan, seluruh petani yang terlibat dalam program ini juga mendapatkan jaminan keselamatan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan, memastikan bahwa risiko kerugian dapat diminimalisir.
“Dengan perlindungan ini, para petani bisa bekerja dengan lebih tenang, karena risiko kegagalan panen dapat ditekan seminimal mungkin,” tutup Syamsir.
Diharapkan program budidaya padi apung ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi petani di wilayah rawan banjir dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para petani di Kalimantan Selatan.