Kalsel.radigfamedia.online, Banjarbaru – UPTD Museum Lambung Mangkurat, Provinsi Kalimantan Selatan, menggelar program bertajuk Belajar Bersama Tari Tradisional, bertujuan memperkenalkan dan menanamkan kecintaan terhadap kebudayaan lokal di kalangan generasi muda.
Museum Lambung Mangkurat Gelar Program Belajar Tari Tradisional, Perkuat Pengenalan Budaya di Kalangan Generasi Muda - Foto MC Kalsel |
Program yang melibatkan pelajar dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga SMA, ini tidak hanya mengajarkan teknik tari, tetapi juga memperkenalkan sejarah dan filosofi yang terkandung dalam tarian tradisional Kalimantan Selatan.
M. Taufik Akbar, Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, menyampaikan bahwa museum ingin menjadi ruang terbuka yang memfasilitasi kreativitas dan ekspresi seni bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kami ingin museum ini bukan hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga ruang berkreativitas dan berkarya di seluruh cabang seni, termasuk tari tradisional,” ungkapnya.
Melalui program ini, Taufik menambahkan, para peserta diharapkan tidak hanya mengenal budaya melalui teori, tetapi juga merasakan pengalaman langsung yang dapat mempererat kecintaan mereka pada kebudayaan daerah.
Belajar tari, lanjut Taufik, memberikan manfaat lebih dari sekadar belajar seni gerak. Koordinasi motorik antara tangan, kaki, dan tubuh yang mengikuti irama lagu mampu membantu meningkatkan kelenturan tubuh dan memperbaiki postur.
“Menari secara rutin tak hanya membuat tubuh lentur dan sehat, tetapi juga membantu memperbaiki postur tubuh, terutama bagi yang masih dalam masa pertumbuhan,” paparnya.
Dalam program ini, Museum Lambung Mangkurat menggandeng Sanggar Kayu Ulin, yang dikenal sebagai salah satu sanggar tari ternama di Kalimantan Selatan. Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar langsung dari para penggiat seni berpengalaman.
Para pengajar dari Sanggar Kayu Ulin tidak hanya membimbing peserta dalam mempelajari teknik dasar tari, tetapi juga membagikan pemahaman mendalam mengenai makna dan filosofi dari setiap gerakan yang diajarkan.
Program Belajar Bersama Tari Tradisional ini mendapat respons positif dari para peserta dan orang tua. Tak hanya anak-anak dan remaja, banyak orang tua yang merasa senang melihat putra-putri mereka mengenal seni tari tradisional yang mulai jarang dipelajari.
Hal ini diharapkan dapat mendorong para peserta untuk menumbuhkan minat dan bakat dalam seni tari serta berperan aktif dalam pelestarian budaya lokal di masa mendatang.
Taufik berharap program ini dapat melahirkan bibit-bibit baru seniman tari yang mencintai budaya daerah dan mampu melestarikan tradisi tari Kalimantan Selatan.
“Kami berharap melalui program ini muncul generasi baru seniman tari yang akan meneruskan warisan budaya dan menjaga seni tari Kalimantan Selatan tetap hidup dan berkembang,” pungkasnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Museum Lambung Mangkurat menunjukkan perannya sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya. Museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan budaya yang mengajak generasi muda untuk mencintai dan mempelajari kekayaan tradisi Kalimantan Selatan.