Kalsel.radigfamedia.online, Banjarmasin – Dalam upaya melestarikan seni musik tradisional sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan mengadakan Dialog dan Workshop Etnomusikologi.
UPTD Taman Budaya Kalsel Gelar Workshop Etnomusikologi: Pelestarian Musik Tradisional di Tengah Arus Globalisasi - Foto MC Kalsel |
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam memperkaya wawasan generasi muda mengenai keberagaman musik Nusantara, khususnya musik tradisional.
Mengusung tema “Pandangan Musik Tradisional sebagai Karya Musik Nusantara,” acara ini memberikan ruang pembelajaran bagi para peserta untuk memahami serta menciptakan konsep baru dalam bermusik.
Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Suharyanti, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung kreativitas sekaligus pelestarian budaya lokal.
“Dialog serta workshop ini menjadi sarana pembelajaran peserta untuk membuat konsep baru dalam bermusik dan mengkolaborasikan musik,” ucapnya di sela-sela kegiatan.
Suharyanti menjelaskan bahwa etnomusikologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari musik dalam konteks budaya dan sosial.
Dengan menggabungkan antropologi (etnologi) dan musikologi, etnomusikologi memungkinkan pengkajian musik tradisional sebagai bagian dari identitas budaya yang bernilai sejarah dan sosial.
Dalam acara ini, peserta diajak memahami bagaimana musik tradisional tidak hanya berperan sebagai pengiring, tetapi mampu berdiri sendiri sebagai bentuk seni pertunjukan.
Untuk memperdalam pemahaman ini, beberapa narasumber berpengalaman turut hadir. Di antaranya adalah Lupi Anderiani dan Sumasno Hadi, seniman musik dari Kalimantan Selatan, serta Wasarna, seniman musik yang berasal dari Yogyakarta. Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memperkaya wawasan peserta dalam bidang etnomusikologi.
“Dalam hal ini, kita ingin mengangkat kembali musik-musik daerah Banjar, agar musik tradisional Kalimantan Selatan tidak hanya sebagai pengiring tetapi bisa menjadi sebuah pertunjukan musik yang berdiri sendiri seperti cabang kesenian lainnya,” jelas Suharyanti.
Suharyanti berharap, kegiatan ini akan membekali peserta dengan pemahaman dan kecintaan terhadap budaya lokal, terutama di tengah derasnya arus budaya luar. Menurutnya, meskipun budaya asing tak dapat dihindari, upaya pelestarian budaya tradisional harus terus diperkuat.
“Karena kita tidak memungkiri saat ini sudah banyak budaya luar negeri masuk ke Indonesia. Kita tidak menolak budaya luar, namun kita juga tetap harus melestarikan kesenian tradisi kita,” tambahnya.
Dengan adanya Dialog dan Workshop Etnomusikologi ini, UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan berharap generasi muda akan semakin termotivasi untuk menjaga dan mengembangkan seni musik tradisional sebagai warisan budaya bangsa.