Kalsel.radigfamedia.online, Banjarbaru – UPTD Museum Lambung Mangkurat, Provinsi Kalimantan Selatan, menyelenggarakan pameran temporer bertema “Sahang Banjar Sang Primadona” sebagai bagian dari upaya memperkenalkan jalur rempah Nusantara kepada masyarakat. Pameran ini berlangsung selama empat minggu dan menjadi salah satu rangkaian dalam Festival Budaya Meratus 2024. Pameran ini juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum mengenai kekayaan budaya dan sejarah rempah di Kalimantan Selatan.
Museum Lambung Mangkurat Gelar Pameran Temporer “Sahang Banjar Sang Primadona” untuk Perkenalkan Jalur Rempah Nusantara - Foto Humas |
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Hadeli Rosyaidi, menyampaikan bahwa pameran ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran serta kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal.
“Kami mendukung penuh program Kemendikbudristek yang berupaya menjadikan jalur rempah Nusantara sebagai warisan budaya dunia. Koleksi yang dimiliki Museum Lambung Mangkurat ini merupakan bagian dari sejarah lokal yang penting untuk dikenalkan kepada generasi muda,” ujar Hadeli dalam sambutannya pada pembukaan pameran di Banjarbaru, Selasa (1/10/2024).
Pameran ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengembangkan kreativitas, sejalan dengan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek. Menurut Hadeli, memperkenalkan jalur rempah dan kekayaan alam lokal seperti lada Banjar (sahang) merupakan langkah penting dalam menjaga identitas budaya daerah.
Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, M. Taufik Akbar, menjelaskan bahwa pameran ini menampilkan berbagai koleksi terkait rempah-rempah. Mulai dari jenis-jenis tanaman rempah lokal hingga alat-alat tradisional yang digunakan dalam pengolahannya.
“Kami juga menyediakan rempah-rempah yang bisa disentuh langsung oleh pengunjung untuk memberikan pengalaman interaktif. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat lebih memahami sejarah dan kekayaan budaya rempah di Kalimantan Selatan,” jelas Taufik.
Pameran ini merupakan salah satu upaya nyata museum dalam melaksanakan arahan Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, untuk memperkuat pengenalan dan pelestarian budaya lokal. Menurut Taufik, dengan adanya pameran ini, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai pentingnya peran jalur rempah yang pernah menjadi jalur perdagangan utama di masa lalu dan memiliki nilai historis yang tinggi.
Pameran temporer ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap upaya Indonesia menjadikan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia. Jalur rempah Nusantara dikenal sebagai salah satu jalur perdagangan paling penting di dunia, yang menghubungkan berbagai budaya dan peradaban melalui rempah-rempah khas Indonesia. Lada Banjar, sebagai salah satu produk unggulan Kalimantan Selatan, menjadi sorotan dalam pameran ini sebagai simbol kekayaan alam dan budaya lokal.
“Kami mengajak seluruh masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk datang ke Museum Lambung Mangkurat. Di sini, pengunjung bisa mendapatkan informasi lebih mendalam tentang sejarah rempah-rempah dan peran pentingnya dalam budaya kita,” pungkas Taufik.
Dengan adanya pameran ini, diharapkan masyarakat Kalimantan Selatan, terutama generasi muda, dapat lebih memahami dan mencintai budaya lokal sekaligus mengapresiasi warisan yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Rempah-rempah, yang dulu menjadi primadona perdagangan dunia, kini kembali diangkat sebagai salah satu kekayaan budaya yang patut dilestarikan.