Kalsel Radigfa Media

Tradisi Baayun Maulud: Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Perubahan Zaman

Kalsel.radigfamedia.online, Banjarbaru – Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan kembali menyelenggarakan salah satu tradisi budaya yang kaya makna, yaitu Baayun Maulud. Acara yang dihadiri oleh ratusan masyarakat dari 13 kabupaten/kota ini berlangsung meriah di halaman museum, pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Tradisi Baayun Maulud: Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Perubahan Zaman - Foto Humas
 

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menyampaikan pentingnya pelestarian kesenian dan budaya Islam yang ada di masyarakat.

"Kita harus terus melestarikan seni, budaya, dan tradisi Islam yang ada di Kalimantan Selatan," ujarnya. 

Tradisi Baayun Maulid diadakan setiap bulan Rabi’ul Awal untuk memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Gubernur berharap pelaksanaan tradisi ini tidak hanya memberikan berkah bagi anak-anak yang diayun, tetapi juga memperkenalkan dan mewariskan nilai-nilai budaya Banjar kepada generasi muda.

Sahbirin Noor juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil hikmah dari perayaan ini sebagai upaya memperteguh keimanan kepada Allah SWT dan mencintai Nabi Muhammad SAW. 

"Saya mengharapkan kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran guna memperteguh keimanan kepada Allah SWT dan kesungguhan dalam mencintai junjungan Nabi Besar Muhammad SAW," imbuhnya.

Istri Gubernur, Raudatul Jannah, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaga keberlanjutan budaya Banjar. 

"Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW membuat kehidupan di Kalimantan Selatan semakin agamis dan memperkuat kecintaan umat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW," tuturnya.

Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, M. Taufik Akbar, melaporkan bahwa kegiatan Baayun Maulid ini dilaksanakan secara gratis, di mana peserta hanya diminta untuk membawa sarung panjang dan selendang. Dalam acara tersebut, sebanyak 276 peserta ambil bagian, dengan rentang usia yang sangat bervariasi; peserta termuda berusia satu bulan 12 hari, sementara yang tertua berusia 76 tahun 10 bulan.

“Kegiatan ini tidak hanya menarik minat masyarakat Kalimantan Selatan, tetapi juga menarik peserta dari provinsi tetangga, yaitu Kalimantan Timur,” pungkas Taufik Akbar, menekankan keberagaman dan antusiasme yang tinggi terhadap tradisi ini.

Acara Baayun Maulid tidak hanya menjadi ajang memperkuat nilai-nilai budaya dan agama, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat silaturahmi antarwarga, mengingat pentingnya menjaga tradisi dalam menghadapi perubahan zaman.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak